Kawan, sekarang ku rasa kita sedang tidak baik-baik saja.
Ini kata-kata yang ingin kusampaikan pada kalian,
dan lebih ingin ku mengkritik diri sendiri 
atas apa yang sudah dan sedang terjadi.

Hitam itu telah di lekatkan pada kami
Terpenjara dalam kata-kata
Di nina bobo kan oleh penyanyi tua
Lalu terjebak oleh cerita sejarah.

Si gagak hitam di balik sangkar
kerjanya makan minum berkicau saja
Mengepakan sebelah sayap sudah berat rasanya
Padahal usianya tidak terlalu tua.

Pada suatu ketika
Kematian menghampiri kawannya
seekor gagak tua,
sesepuh diantara gagak lainnya.

Si gagak hitam di balik sangkar
kerjanya makan minum berkicau saja
Mengepakan sebelah sayap sudah berat rasanya
Untuk merayakan kematian saja malas nampaknya.

-----

Gagak hitam di balik sangkar
kerjanya makan minum berkicau saja
Kadang menipu dirinya
dengan sebatas angan-angan.

Gagak hitam di balik sangkar
di kurung apa terkurung
Gagak hitam hilang kebebasannya
di kurung asanya.

Padahal langit sedang biru-birunya,
dan sebentar lagi senja.
Cakrawala memudar merah jingga
Gagak hitam tetap hitam.

Sedari kecil aku tak pernah memusingkan apa yang kupakai untuk berpijak.

Membacakan dongeng dan cerita anak kepada anak-anak di taman pada suatu sore,
suara kereat-kereot rumpun bambu adalah seruling sebagai latarnya.

Taman, rumput kering, bebatuan, jendela rumah tua dengan asap yang mengepul keluar.
Awan-awan kecil dan anak perempuan yang berlari kecil.

Nyanyian sumbang dari sahabat sebelum ku mulai bercerita.
Sebelumnya kekasihku mengajak anak-anak kecil itu bernyanyi balada tentang Bunda.

Kumulai dari cerita si kancil, kelinci dan kura-kura, malin kundang, lalu berhenti sejenak.
Kubagikan kue coklat buatan Ibunda dan selagi hangat.

Cerita akan aku mulai kembali, tapi awan sisa kuhitung satu.
Terdengar sayup-sayup suara azan dari kejauhan, Maghrib telah tiba.

Tetapi anak-anak kecil itu masih sibuk dengan remah, lupa akan senja.
Aku, sahabat, dan kekasihku mengucap mari pulang lekas.

Aku suka menghayal. Duduk di atas taman, bercerita pada anak-anak,
menikmati pemandangan, lupa apa itu senja karena remah kue dari Ibunda.

Kini 'ku sedang membahas keresahan-keresahan.